Tag Archives: metaplan

Metaplan Itu Kuno???

Standar

Seorang teman yang sudah belasan tahun menjadi fasilitator dan pelatih (trainer) suatu ketika menghadapi sebuah forum dengan para peserta yang tidak mengindahkan forum tapi lebih asyik memperhatikan layar laptop atau gadgetnya masing-masing.

Benar-benar menyebalkan!

Teman saya itu pun menulis status di fesbuknya bahwa mungkin saat ini harus memfasilitasi dengan menggunakan media berbasis teknologi web dan internet agar lebih menarik.

Menurut saya, memakai teknologi apa pun sebuah fasilitasi tidak akan menarik kalau sebuah forum (seminar, lokakarya, pelatihan, forum, dan sebagainya) tidak bernilai.

Sesederhana apa pun cara fasilitasi selalu akan berenergi bila bernilai. Kecuali Anda memang punya spesialisasi sebagai fasilitator ‘doger monyet’. Ini istilah teman fasilitator saya yang lain untuk sebuah forum yang sifatnya hanya ‘pertunjukkan’.  Sebuah show.

Itu sebabnya sebuah forum dengan masyarakat tidak membutuhkan apa pun selain tujuan yang jelas dan nilai yang baik.

***

MEMANGNYA ANDA TAHU, METAPLAN ITU APA?

Apakah Anda sudah jemu dengan salah satu teknologi fasilitasi yang sudah berusia puluhan tahun yang disebut sebagai ‘metaplan’?  Secara itu sudah terlalu rutin dipakainya…. Tapi memangnya Anda sudah tahu metaplan itu apa, selain hanya sekedar kebiasaan saja menggunakannya… Saya bertemu juga dengan para fasilitator yang menyepelekan metaplan dengan menggunakannya secara asal….

Metaplan itu sering diartikan dua cara.

Pertama, metaplan sebagai metode/teknik fasilitasi dengan menggunakan media kartu berbagai warna untuk mengumpulkan, mendiskusikan, dan mengembangkan gagasan atau pendapat, serta menyepakati berbagai hal. Metaplan dikembangkan pertama kali oleh orang Jerman bernama Eberhard Schnelle.  Tidak heran karena orang Jerman itu memang disiplin, rapi dan sistematis ya….

Saya mengenal penggunaan metaplan sebagai metode/teknik yang sistematis dari sahabat saya Birgit Kerstan yaitu metode perencanaan berbasis tujuan yang terkenal dengan nama metode ZOPP (saya tidak pernah hafal kepanjangannya yang berbahasa Jerman). Birgit dari lembaga GTZ Jerman yang merupakan sebuah LSM Internasional yang sudah sangat lama bekerja di Indonesia dan memiliki kultur lembaga pembelajaran.  Rapat dan pertemuan seperti forum evaluasi di GTZ itu sangat partisipatif, seperti di lembaga saya….  haha

Kedua, metaplan sebagai media visual yang dikembangkan secara partisipatif oleh peserta sendiri dengan menggunakan berbagai bentuk kartu sehingga materi diskusi itu berasal dari pengalaman dan pengetahuan semua partisipant untuk dikaji dan dijadikan pembelajaran dan dikembangkan lebih lanjut menjadi program/kegiatan. Berikut ini adalah bahan bacaan (handout) tentang media metaplan untuk peserta pelatihan fasilitasi yang sudah lumayan jadul, tapi ya pengertian metaplan kan masih sama saja…. Pengertian di lembaga saya lebih yang kedua, yaitu metaplan itu sebagai media visual berbasis kartu yang dikembangkan dalam proses fasilittasi dengan metode/teknik fasilitasi partisipatif.

Ah, sama saja toh pengertian pertama dan kedua….

Metaplan berkembang untuk bidang pembelajaran dan pengembangan organisasi baik di kalangan pembangunan (pemerintah maupun non-pemerintah) dan perusahaan yang memiliki kultur partisipasi dan transparansi  sehingga penguatan kapasitas harus merupakan modu organisasi baik dalam bentuk proses sharing learning maupun program belajar lain. Pastilah konsep payungnya partisipasi dalam good governance atau good corporate governance, silakan saja baca sendiri kenapa partisipasi menjadi trend juga di kalangan bisnis….

***

MENGAPA (MASIH) MENGGUNAKAN METAPLAN?

Hahaha, masih memfasilitasi pakai metaplan? Kuno amat. Mungkin ada yang berpendapat begitu.

Tapi kenyataannya sampai sekarang fasilitasi dengan basis metode/teknik metaplan ini ya masih bertahan. Hebatnya, para fasilitator profesional dapat menyediakan jasa merancang metode dan memfasilitasi forum besar (peserta banyak) dengan mendayagunakan kartu-kartu metaplan ini….

Coba lihat situs organisasi bernama Metaplan yang merupakan lembaga konsultan organisasi yang didirikan oleh si pencipta metaplan Eberhard Schnelle di Jerman sejak tahun 1972!!  Organisasi ini menyediakan jasa fasilitasi forum berbasis metode/teknik metaplan khususnya untuk kalangan perusahaan. Metaplan sekarang berada di 4 negara yaitu Amerika, Jerman, Perancis dan Swedia.

Berikut web Metaplan Amerika: www.metaplan.us

Kenapa sebuah organisasi (perusahaan) perlu metaplanner team untuk menyiapkan dan mengelola sebuah forum? Klik ini: Metaplan – Shared Understanding, Shared Commitmen.

Salah satu yang ditawarkan di situs ini adalah fasilitasi virtual  (virtuall facilitation) dengan menggunakan web. Ini contoh bahwa metaplan tidak kuno dan kalaupun dipercanggih menjadi virtual, namun versi manual pada dasarnya tetap merupakan teknik fasilitasi yang masih bermanfaat pada forum tatap muka.  Para fasilitator metaplannya ada yang bergelar professor, doctor, PhD, dan MBA.

Kalau saya sih suka mondok di kantor, jadi bergelar doktor juga hahaha….

***

PENERAPAN METAPLAN

Penerapan metaplan dalam pelatihan, itu biasalah. Forum ini ukurannya kan kecil (maksimal 25 orang). Sedangkan penerapan dalam lokakarya, seminar dan forum meeting yang berukuran lebih besar, itulah tantangannya.

Penggunaan metaplan menjadikan lokakarya dengan jumlah peserta banyak menjadi lebih interaktif. Perhatikan tayangan lokakarya yang dirancang dan dipandu oleh ‘para fasilitator metaplan’ (metaplanners) berikut. Klik ini: Metaplan: Workshop Impressionen.

Jadi, metaplan tidak pernah kuno.  Karena dalam ilmu komunikasi pun dikatakan bahwa komunikasi interpersonal itu tidak dapat digantikan ‘energinya’ dengan komunikasi menggunakan perantara teknologi. Apalagi kalau forum kita dimaksudkan untuk membangun dinamika kelompok, kekompakan tim (team building), dan kepemimpinan. Visualisasi merupakan ciri dari metaplan. Kartu-kartu metaplan disusun menjadi visualisasi informasi yang efisien dan efektif dalam membangun proses partisipatif dalam bentuk “poster-poster metaplan”.

Walau penggunaan metaplan secara manual tidak bisa digantikan, namun bisa dipercanggih dan dilengkapi dengan penggunaan teknologi komputer dan internet dalam lokakarya atau seminar berbasis web (webinar).  Teknologi juga dapat digunakan untuk membantu proses fasilitasi forum yang cukup besar. Kalau lihat tayangan di atas, jelas contoh ini bukan dilakukan dalam fasilitasi forum masyarakat. Tapi, boleh-boleh saja kalau mau memperkenalkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) melalui forum masyarakat toh? Sekalian untuk mengatasi ‘kesenjangan dijital’ (digital divide) masyarakat.

***

CONTOH RANCANGAN METODE BERBASIS METAPLAN

Anda bisa saja membuat sendiri adonan dari tepung terigu dan bumbu lainnya untuk membuat pisang goreng, tapi bisa juga membeli adonan yang sudah jadi buatan pabrik, ya kan? Begitu juga dengan metaplan, bisa Anda merancang sendiri atau menggunakan rancangan orang lain.

Contoh rancangan metode berbasis metaplan yang saya tahu selain metode ZOPP atau metode fasilitasi perencanaan berbasis kartu-kartu metaplan, adalah metode Visualisation in Participatory Programmes (VIPP) yang juga berkembang dari Jerman.  ZOPP dan VIPP ini kemudian popular mendunia selama puluhan tahun.  Akan ada  tulisan terpisah untuk pengenalan ZOPP dan VIPP.

Selain itu saya sudah memperkenalkan sebuah metode yang disebut Future Search Conference (FSC)  atau Lokakarya Menggagas Masa Depan dalam tulisan sebelumnya.

FSC juga merupakan metode berbasis kartu-kartu dengan ukuran diperbesar karena forumnya berjumlah cukup besar (lebih dari 50 orang, kurang dari 100 orang) sehingga kartu-kartunya juga besar-besar. Untuk membuat alur sejarah (timeline) dipakai kertas yang menjadi bahan baku pencetakan Koran. Gulungannya besaar sekali…. Waduh, beli dimana ya? Kalau saya sih pakai kerrtas plano saja disambung-sambung dengan selotip kertas…. Jadi deh…..

Hati-hati menggunakan metode yang merupakan karya orang lain, sebab bisa saja sudah dipatenkan dan hanya fasilitator berlisensi yang boleh menggunakan. Halaaaahhhh, bikin saja rancangan metode sendiri dan beri nama sendiri….

***

Teknologi manual selalu yang terbaik buat fasilitator masyarakat maupun fasilitator canggih di forum multipihak yang pesertanya manajer atau pimpinan lembaga.  Jadi, siapa bilang metaplan itu kuno?

Kalau fasilitasi Anda tidak menarik, coba periksa apakah itu karena forum Anda kehilangan nilai dan tujuan yang mampu memberi energi ke dalam forum.  Peserta maupun Anda sendiri tidaklah menyukai forum semacam itu….

Lha, forumnya cuma sekedar kegiatan menghabiskan anggaran di akhir tahun, kan?

***

Teknik Mendengarkan

Standar

Teknik bertanya dan teknik mendengarkan merupakan keterampilan penting bagi seorang fasilitator. Bertanya secara baik akan memperoleh tanggapan, jawaban, dan diskusi yang baik. Namun, informasi dan pengetahuan yang tertumpah harus disimak atau didengarkan dengan baik pula.

Mendengar itu pekerjaan fisik (telinga kita) sedangkan mendengarkan itu lebih kepada pekerjaan pikiran yang secara sadar melakukan kegiatan menyimak untuk memaknai dan mensikapi sesuatu yang didengarnya.

Sebagai fasilitator pemberdayaan, mendengarkan adalah hal penting karena “kita” (orang luar)  harus melihat masalah, potensi dan kekuatan dari kacamata masyarakat yang didampingi.

Berikut ini adalah contoh sesi “teknik mendengarkan” pada pelatihan fasilitator masyarakat. Keterampilan mendengarkan secara baik itu penting. Tapi sikap mendengar ketimbang berbicara, itu lebih fundamental.

***

Judul Sesi: Teknik Mendengarkan

Tujuan Belajar:

  • Peserta mempraktekkan teknik mendengarkan yang merupakan satu kesatuan dengan teknik bertanya.
  • Peserta dapat mempraktekkan cara membuat catatan resume sebuah proses diskusi secara tepat yang terkait dengan kapasitas mendengarkan.

Metode belajar: Permainan, praktek, review, diskusi, pemaparan.

Media Bantu:

  • Lembar latihan “mendengarkan”
  • Panduan praktek memfasilitasi (dan membuat catatan).
  • PPT  Teknik Mendengarkan
  • PPT Teknik Visualisasi Catatan Saat Memfasilitasi: VIPP, mind-map, future search conference (FSC), PRA, metaplan.
  • Panduan permainan “mendengarkan”.

Alat dan Bahan:

  • LCD projector, laptop, layar/dinding.
  • Whiteboard, whiteboard marker.

Durasi waktu: 90 – 120 menit.           

***

Proses Belajar:

1. Mendengarkan dan memaknai sebuah kalimat (15-30 menit)

  • Pelatih menggunakan  sebuah daftar kalimat untuk dibacakan satu per satu. Setiap kalimat selesai dibacakan, pelatih melontarkan pertanyaan: Apa maksud kalimat tersebut? Lakukan pembahasan bersama.
  • Setelah semua kalimat dibacakan dan dibahas, pelatih menampilkan seluruh kalimat itu kembali dengan menggunakan PPT dan direview bersama, misalnya:
    • Kata “habisi” dan “ganyang” artinya mengalahkan dalam sebuah pertandingan.
    • “Semua bisa diatur” bisa berarti “saya akan membereskan/mengerjakan” atau “saya akan mengerjakan kalau ada uang lelahnya” atau lainnya.
    • Dan seterusnya.
  • Pelatih menggunakan PPT untuk memberikan materi input tentang: Pengertian mendengarkan, perbedaannya dengan mendengar, teknik mengembangkan pertanyaan untuk mendengarkan, kesalahan-kesalahan dalam mendengarkan.
CONTOH-CONTOH KALIMAT

  • “Akan saya ‘habisi’ dia…” (kata Elias Pical tentang lawan tandingnya).
  • “Ganyang Malaysia….” (teriak suporter Timnas Sepakbola Indonesia)
  • “Pokoknya semua bisa diatur”, kata seorang pegawai di bagian perijinan….
  • “Masa kamu lebih percaya sama omongan orang…” kata seorang suami kepada istinya yang menanyakan gosip perselingkuhan suaminya.

 2.      Mendengarkan dan mencatat (60-75 menit)

Pelatih mengkondisikan peserta yang akan melakukan praktek/simulasi fasilitasi dengan cara sebagai berikut: 

  • Pelatih memberikan satu topik dan tujuan diskusi untuk dipraktekan/disimulasikan seorang peserta (sebagai fasilitator).  Fasilitator ini harus memandu proses brainstorming dengan mempergunakan media metaplan sebagai alat bantu mencatat.
  • Sebelum melakukan praktek, pelatih mengajak peserta memahami apa dan bagaimana teknik brainstorming dan metaplan.
  • Setelah praktek, pelatih mengajak peserta mereview kesulitan-kesulitan apa yang dihadapi dalam membuat catatan resume diskusi dan tips-tips untuk mengatasinya.
  • Pelatih memberikan materi input tentang: Membuat catatan selama mendengarkan, tujuan dan manfaatnya, teknik, tips, dan contoh-contoh cara kerja metode yang mengembangkan visualisasi untuk merangkum informasi yang dibahas.

3.      Games  mendengarkan cerita dan mengingat (15 menit)

Pelatih mengajak peserta melakukan permainan mendengarkan dengan cara sebagai berikut:

  • Peserta dibagi ke dalam kelompok (4-5 orang) untuk mendengarkan sebuah cerita yang dibacakan pelatih (2-3 paragraf pendek).
  • Setelah itu, masing-masing kelompok menuliskan jawaban pertanyaan yang diajukan pelatih berdasar cerita tadi.
  • Kelompok yang jawabannya paling banyak benar, menjadi pemenang dan mendapat hadiah dari pelatih.

Contoh lembar cerita dan pertanyaannya dapat di lihat di sini.

***

Daftar Istilah:

  • VIPP (visualisasion in participatory programmes): merupakan metode pembelajaran/diskusi yang divisualkan dalam berbagai bentuk kartu.
  • PRA (participatory rural appraisal): merupakan metode kajian/diskusi yang divisualkan dalam berbagai bentuk gambar (gambar desa, diagram venn, kalender musim, gambar kebun, bagan transek, dan sebagainya).
  • Metaplan: kartu-kartu berukuran 10×20 cm yang biasa digunakan dalam curah pendapat (brainstorming) atau diskusi.
  • Mind-map: teknik visualisasi sebuah informasi yang dimulai dari judul atau tema di tengah dan uraiannya menjadi topik-topik berupa sulur atau aris-garis yang keluar dari lingkaran tengah, dan setiap garis bisa memiliki cabang dan anak-anak cabang sebanyak yang diperlukan. Setiap garis diberi kata kunci dan simbol yang mewakili kata kunci.
  • FSC (future search conference): merupakan sebuah metode yang setiap sesinya dirancang untuk bisa merekam secara visual hasil pembahasannya. Lihat di tulisan ini.

***