Permainan “Menang Sebanyak Mungkin” (Win or Lose Game)

Standar

Permainan ini dapat digunakan untuk membahas topik kerjasama kolaboratif. Kerjasama kolaboratif dapat diartikan sebagai suatu kegiatan bersama untuk mencapai kepentingan kita (mencapai nilai tinggi) dengan memperhatikan juga kepentingan pihak lain (yang juga ingin mencapai nilai tinggi).  Setelah permainan, biasanya peserta juga bersedia mengakui bahwa mereka terjebak pada pemikiran untuk memenangkan persaingan, sehingga terlupa untuk bekerjasama. Sebenarnya, nilai tertinggi yang bisa dicapai apabila semua kelompok bekerjasama, bisa mencapai 613!!

Intinya kita bisa membangun masyarakat yang menggunakan nilai persaingan (win or lose) atau sebaliknya membangun masyarakat yang memiliki nilai kolektiv untuk bekerjasama bagi kepentingan bersama (win-win) meskipun itu tidak berarti harus sama rata tetapi tidak ada ketimpangan atau kesenjangan sosial yang terlalu jauh. Masyarakat yang sejahtera akan memberi keuntungan bagi semua pihak dengan adanya perdamaian dan ikatan solidaritas.

***

Waktu: 30 – 45 menit

Alat dan Bahan: Metaplan 2 warna (biru dan merah) untuk setiap kelompok, flipchart berisi aturan penilaian, flipchart berisi tabel pencatatan nilai

Jumlah Peserta: 5 – 8 orang per kelompok

Proses:

1. Bagi peserta ke dalam 3 kelompok dan sampaikan cara bermain sbb.:

  • Setiap tim harus menentukan satu orang perwakilan.
  • Setiap tim dibekali dua kartu yang berbeda warna: biru dan merah. Apabila fasilitator memberi aba-aba, perwakilan dari tim harus mengacungkan salah satu kartu (merah atau biru) dan fasilitator akan mencatat nilai perolehan setiap tim dengan aturan sbb.:

 

Klpk 1

Klpk 2

Klpk 3

Nilai (Score)

Biru

Biru

Merah

Biru = 3,  Merah = 0

Merah

Merah

Biru

Merah = 2,   Biru = 2

Biru

Biru

Biru

Biru = -1

Merah

Merah

Merah

Merah = 0

  •  Selama permainan, kartu dipegang oleh perwakilan tim, dan hanya dia yang berhak menggunakannya sesuai peraturan. Tetapi perwakilan tim ini harus berembuk dengan seluruh anggota tim untuk memilih kartu.
  • Tujuan permainan adalah untuk mengoptimalkan pendapatan (nilai) kelompoknya masing-masing.

2. Siapkan tabel pencatatan nilai untuk setiap kelompok (lihat format tabelnya) yang dibuat di atas kertas plano/flipchart. Ambil file Tabel Pencatatan Nilai (Win or Lose Game) ini.

3. —Berikan aba-aba untuk seluruh tim, agar perwakilannya mengangkat salah satu kartu pada saat yang bersamaan. Bila ada kelompok yang terlambat mengacungkan kartunya atau mengacungkan dua kartu, nilai kelompok dikurangi 2 (-2). Lakukan permainan ini hingga 13 ronde (13x aba-aba).

4. —Pada ronde ke 3, 9, 11, tawarkan kesempatan kepada perwakilan setiap tim untuk melakukan perundingan secara tertutup selama 1 menit (ke-3 orang tersebut berunding di luar kelas atau di balik pintu).

—5. Jika sudah, setiap perwakilan tim diminta kembali ke tim masing-masing untuk menyampaikan hasil kesepakatan. Setelah itu, barulah diberikan aba-aba untuk mengangkat kartu dan nilai setiap tim dicatat.

—6. Permainan berakhir setelah 13 ronde selesai dilaksanakan. Catatan: sebenarnya, kelompok bisa meminta kepada fasilitator untuk berunding dengan kelompok lain bukan hanya pada ronde 3, 9, dan 11 saja. Tapi, kalau gagasan berunding hanya muncul dari tawaran fasilitator saja, maka hanya pada 3 ronde tersebut terjadi proses perundingan antar kelompok.

***

Pertanyaan refleksi:

  • Apa yang terjadi dalam permainan ini?
  • Apakah orang bersedia berunding dan bersepakat? Mengapa?
  • Apakah orang melanggar kesepakatannya? Mengapa?
  • Bagaimana cara mengatur masyarakat (manusia) kalau ada sifat-sifat serakah, suka melanggar, dan mementingkan diri sendiri?
  • Apa hikmah dari permainan ini?

***

Catatan untuk Fasilitator:

Fasilitator dapat mengingatkan bahwa beberapa kali fasilitator mengulang tujuan permainan ini, yakni: seluruh tim diminta untuk mengumpulkan nilai setinggi-tingginya, dan itu tidak harus mengumpulkan nilai yang lebih tinggi dari kelompok lainnya. Keinginan untuk lebih unggul dan berkompetisi seperti itu merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya konflik kepentingan atau penghambat upaya penyelesaian konflik antar pihak.

Permainan ini dapat digunakan juga untuk membahas sikap-nilai peserta terhadap konflik akibat perebutan sumberdaya alam (kekayaan). Di dunia ini tidak mungkin perbedaan kaya-miskin  dan penggolongan lainnya ditiadakan, tetapi perlu adanya suatu perlindungan agar hak-hak banyak orang tidak dilanggar oleh pihak yang kuat atau kaya.

Permainan ini dapat ditarik kepada pembahasan mengenai : bagaimana  caranya mengatur secara adil (dengan adanya sanksi dan insentif secara adil).  Aturan pemberian nilai bisa diubah (diganti) sehingga tidak memungkinkan terjadinya kerjasama, malah mendorong persaingan dan ketidakpedulian sosial (misalnya: tim yang kartunya berbeda sendiri, mendapat nilai tinggi, sedangkan 2 tim yang bersedia kerjasama justru mendapat nilai rendah).

***

Satu tanggapan »

  1. Saya suka game ini, kalau di kaitkan dengan training “planning and budgeting”, bisa terkait gak? apakah cocok jika sesi melakukan negosiasi atau bargaining dgn pihak Bappeda, TPAD and DPR pake game ini? memaknainya di bagian mana ya? atau ada game lain yang lebih cocok?

    • kalau pembahasan anggaran itu kan mestinya sifat teknokratisnya yg lebih menonjol (diarahkan oleh Bappeda) shg pembuatan keputusan harus kuat didukung dengan analisis data dan kebijakan mengenai prioritas alokasi anggaran untuk meningkatkan pencapaian indikator pembangunan. rasanya kurang cocok kalau prosesnya disebut negosiasi atau bargaining ya… betul enggak?

Tinggalkan Balasan ke riadjohani Batalkan balasan