Tag Archives: Ice Breaker

B – Games

Standar

BERBURU BARANG (Scavenger Hunt)

Waktu: 10-15 menit

Alat dan Bahan: Lembar tugas yang berisi daftar barang-barang yang harus dicari kelompok (difotokopi sebanyak jumlah kelompok).

 Jumlah Peserta:Tidak terbatas, tetapi harus ada barang yang cukup untuk setiap kelompok.

 Proses:

  • Bagilah peserta ke dalam kelompok dan minta mereka bergabung dengan kelompoknya masing-masing.
  • Bagikan selembar kertas berisi daftar barang-barang yang harus dicari oleh setiap kelompok. Syaratnya, semua barang yang diambil harus milik anggota kelompok tersebut.
  • Beri aba-aba agar kelompok mulai mengumpulkan barang. Waktu untuk mengumpulkan barang adalah 3 menit.
  • Setelah selesai, peserta dipersilakan untuk duduk kembali.Sementara itu, kelengkapan barang dari tiap-tiap kelompok diperiksa: barang-barang apa saja yang berhasil dan tidak berhasil dikumpulkan oleh kelompok tersebut.
  • Hasil perolehan tersebut diumumkan di depan para peserta. Kelompok yang mengumpulkan terbanyak, dinyatakan menang (unggul).
    Pertanyaan   refleksi:

  •   Apa yang terjadi dalam permainan?
  •   Mengapa ada kelompok yang menang (mengumpulkan banyak   barang)?
  •   Mengapa ada kelompok yang kalah (mengumpulkan hanya   sedikit)?
  •   Apakah ada yang memimpin kelompok? Bagaimana munculnya   pemimpin kelompok? (dipilih atau spontan) Apakah ada pembagian tugas?
  •   Apa   hikmah permainan ini?

Catatan untuk Fasilitator: Permainan ini dapat ditarik kepada pembahasan tentang  kerjasama tim. Suatu kegiatan akan berhasil apabila ada kekompakan, kerjasama, pemimpin yang mengkoordinir kegiatan, dan pembagian tugas.Suatu kegiatan juga akan berhasil apabila semua pihak mau menyumbangkan sesuatu (mau berkorban).

***

BERCERMIN

 Waktu: 10 menit (dengan diskusi)

 Alat dan Bahan: Tidak ada

 Jumlah Peserta: Tidak terbatas, selama bisa berpasangan

 Proses:

  • Mintalah semua peserta untuk berdiri menyusun 2 sap (jajar) dan berdiri  berpasangan: 1 orang berperan menjadi seseorang yang sedang berdandan di depan cermin, dan 1 orang menjadi bayangannya di cermin.
  • Bayangan harus mengikuti semua gerak-gerik orang yang berdandan.
  • Keduanya harus bekerja sama agar bisa bergerak secara kompak dengan kecepatan yang sama.
   Pertanyaan   refleksi:

  •   Bagaimana   perasaan teman yang menjadi bayangan?
  •   Sulitkah   mengikuti gerakan teman yang’bercermin’? Mengapa?
  •   Bagaimana   perasaan teman yang ‘bercermin’?
  •   Memuaskankah   ‘bayangan’ anda? Mengapa?
  •   Apa   hikmah permainan ini?

 Catatan untuk Fasilitator: Sebagai ‘pemecah es’ (ice breaker) atau obat ngantuk (energizer), hasil permainan ini tidak perlu didiskusikan. Apabila didiskusikan, dapat ditarik kepada pembahasan tentang  kerjasama tim dan kekompakan dengan pasangan (partner) kita. Tetapi, kerjasama seperti di atas (satu selalu menentukan, satu selalu mengikuti perintah yang lainnya seperti bayangan di cermin) bukan suatu kerjasama yang setara. Sementara dalam pengelolaan sumberdaya alam, kerjasama antara para pemangku kepentingan perlu dikembangkan dengan prinsip kesetaraan dan saling belajar.

*** 

BERDIRILAH JIKA…

 Waktu: 10-15 menit

 Alat dan Bahan: Tidak ada

 Jumlah Peserta: 20 – 25 orang

 Proses:

  • Ajaklah semua peserta untuk duduk atau berdiri membentuk lingkaran, sedangkan fasilitator berdiri di tengah.
  • Jelaskan bahwa pada saat fasilitator mengucapkan kalimat nanti, para peserta harus berdiri apabila kalimat itu sesuai dengan dirinya. Misalnya:
    • “Orangtua saya adalah keluarga petani….”
    • Saya seorang perempuan yang berani bicara di depan publik….”
    • “Saya takut kucing….” dsb.
  • Beri kesempatan (waktu) sejenak agar semua orang bisa mengingat siapa saja yang berdiri untuk setiap pernyataan.
  • Ucapkan kalimat-kalimat lain yang relevan dengan keadaan para peserta pelatihan (jangan sampai ada peserta yang tidak pernah berdiri). Contoh-contoh kalimat misalnya:
    • Saya adalah pelatih (trainer)
    • Saya sering keluar – masuk hutan
    • Saya lahir di pedesaan
    • Saya lahir di kota
    • Saya bekerja di LSM
    • Saya pegawai negeri
    • Saya memiliki hobby membaca, dsb.
  • Setelah selesai, peserta diminta memperkenalkan nama, status, asal lembaga, dan kota atau daerah asalnya.

Catatan untuk Fasilitator: Permainan untuk perkenalan ini cocok bagi peserta yang sebenarnya sudah saling mengenal maupun masih belum kenal sama sekali. Bagi para peserta yang sudah saling kenal kemungkinan akan memperoleh hal baru tentang rekan-rekan mereka. Bagi yang belum saling kenal, permainan ini akan membantu mereka mengidentifikasi teman-teman yang ‘senasib’, sehingga ini bisa menjadi semacam entry point dalam mengakrabkannya dengan peserta lain.

***
 

BERGANDENGAN TANGAN

Waktu: 10-15 menit

 Alat dan Bahan: Tidak ada

 Jumlah Peserta: Tidak terbatas, dibagi ke dalam kelompok kecil (5 – 6 orang per kelompok)

 Proses:

  • Mintalah kepada setiap peserta untuk mengambil barang yang dia paling sukai yang ada dalam ruangan. Tanpa menunjukkan kepada siapapun barangnya dan tempatnya semula.
  • Setelah itu, bagilah peserta kedalam 2 atau 3 kelompok dan minta mereka berkumpul di dalam kelompoknya masing-masing.
  • Setiap kelompok diminta berdiri berbanjar (berjajar) dan saling menautkan tangannya pada teman disampingnya.
  • Kemudian mintalah kepada semua peserta untuk mengembalikan barang yang mereka ambil ke tempatnya semula dengan cepat, tanpa boleh terlepas tautan tangan masing-masing anggota kelompoknya.
  • Kelompok yang dapat menyelesaikan tugas tersebut  dengan cepat akan menjadi juaranya.
    Pertanyaan   refleksi:

  •   Apa   yang terjadi di kelompok masing-masing?
  •   Kenapa   kelompok A menjadi yang paling cepat (juara)?
  •   (Kalau   ada yang gagal) Kenapa kelompok B gagal memenuhi tugas?
  •   Apakah   terjadi kerjasama atau persaingan antara anggota kelompok sendiri?
  •   Apa   hikmah permainan ini?

Catatan untuk Fasilitator: Permainan ini bersifat obat ngantuk dan pencairan suasana. Dapat juga digunakan untuk membahas tentang kerjasama dan kompetisi. Terdapat kecenderungan kerjasama (dalam kelompok) ketika harus berkompetisi dengan kelompok lain. Apabila tidak ada kompetisi dengan pihak lain, maka kompetisi akan terjadi antara anggota kelompok itu sendiri. Apakah kompetisi itu hal yang buruk dan kerjasama itu selalu baik? Hikmah yang bisa diambil adalah setiap orang dalam kelompok memiliki kepentingannya masing-masing sehingga kompetisi adalah wajar. Mencoba memahami dan mengakomodasi kepentingan orang lain perlu dilakukan untuk menghindari atau menyelesaikan masalah benturan kepentingan (konflik kepentingan).

***